Kecaman Internasional Terhadap Serangan Israel ke Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon

Washington DC – Serangkaian serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon selatan telah memicu kecaman keras dari berbagai pemimpin negara Barat. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, secara terbuka mendesak Tel Aviv, sekutu dekatnya, untuk segera menghentikan serangan tersebut.

Biden dan Pemimpin Barat Mengecam Tindakan Israel

Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Joe Biden mengungkapkan bahwa dirinya secara langsung meminta Israel agar menghentikan serangan terhadap pasukan PBB yang tengah bertugas di Lebanon. Menanggapi pertanyaan wartawan terkait insiden tersebut, Biden menyatakan dengan tegas bahwa ia sudah menyampaikan desakan itu kepada Tel Aviv. Serangan ini menyebabkan beberapa personel dari Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka, termasuk dua tentara Indonesia yang tergabung dalam misi tersebut.

Tak hanya AS, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga menyampaikan kecamannya terhadap Israel. Macron mengatakan bahwa penyerangan yang dilakukan terhadap pasukan PBB di Lebanon tidak bisa diterima dan melanggar hukum internasional. Prancis bahkan telah memanggil Duta Besar Israel di Paris untuk memberikan peringatan resmi terkait insiden ini.

Insiden yang Melukai Pasukan PBB

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui tanggung jawab atas penembakan yang melukai dua tentara Sri Lanka di bawah naungan UNIFIL pada Jumat (11/10/2024). Tentara Israel mengklaim bahwa mereka merespons ancaman yang teridentifikasi di dekat pangkalan UNIFIL di Naqoura, namun insiden tersebut sedang diselidiki lebih lanjut. Sebelumnya, pada Kamis (10/10/2024), dua tentara Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL mengalami luka setelah terjatuh dari menara observasi akibat tembakan tank Israel.

Jean-Pierre Lacroix, kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, menyatakan bahwa beberapa serangan tampaknya dilakukan secara langsung terhadap posisi PBB. Ia menjelaskan bahwa menara observasi terkena tembakan, begitu juga dengan kamera di salah satu pos, yang menunjukkan indikasi tembakan langsung dari pihak Israel.

Serangan Israel Memicu Ketegangan di Lebanon

Ketegangan di wilayah selatan Lebanon semakin meningkat seiring dengan invasi Israel yang masih berlangsung. IDF dan kelompok bersenjata Hizbullah saling melancarkan serangan roket melintasi perbatasan Israel-Lebanon. Pada Jumat (11/10/2024), IDF melaporkan bahwa sekitar 100 roket ditembakkan dari Lebanon dalam waktu setengah jam, dan dua kendaraan udara tak berawak (UAV) juga melintasi wilayah Israel, salah satunya berhasil dicegat.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan tiga korban jiwa, termasuk seorang anak perempuan berusia dua tahun, akibat serangan Israel di kota Sidon. Selain itu, dua tentara Lebanon tewas dalam serangan di pos militer di Kafra, wilayah selatan Lebanon. Di ibu kota Beirut, tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan setelah dua serangan udara Israel pada Kamis (10/10/2024) yang menewaskan 22 warga sipil dan melukai 117 orang lainnya.

Reaksi dari Pemimpin Dunia

Pemimpin-pemimpin dari Prancis, Italia, dan Spanyol telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk tindakan Israel. Mereka menilai serangan-serangan tersebut tidak bisa dibenarkan dan harus segera dihentikan. Kementerian Luar Negeri Sri Lanka juga menyatakan kecaman keras atas serangan yang melukai dua tentaranya yang tergabung dalam UNIFIL.

Serangan Israel ke Lebanon tidak hanya mengancam stabilitas kawasan, tetapi juga melukai pasukan penjaga perdamaian yang bertugas untuk menjaga keamanan di perbatasan. Situasi ini mendorong pemimpin dunia untuk mendesak Israel segera menghentikan agresinya, demi menjaga perdamaian di wilayah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *